Prof Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN, menyampaikan INARSSAT pada acara Workshop on Indonesia-UK Opportunities in Maritime using Space Technology yang diadakan di hotel Shangrila Jakarta pada Selasa 28 Juli 2015. Pertama ia menyampaikan alasan Indonesia perlu satelit observasi bumi baik dari aspek geografis, keinginan, dan pengembangan teknologi dan dukungan Undang-Undang Antariksa Nasional No. 21 yang baru disyahkan pada tahun 2013.

INARSSAT (Sumber: LAPAN)
Ditambahkannya bahwa masterplan program satelit nasional ini telah dimulai dari peluncuran satelit LAPAN TUBESAT pada 2007 hasil kerjasama dengan Jerman, lalu LAPAN-ORARI pada 2015 ini, LAPAN IPB (2016), LAPAN-A4 (2018), INARSSAT-1 SAR (2018), LAPAN-CHIBA (2019), INNARSSAT-2 OPTICS (2020), INACOMSAT (2021), hingga INARSSAT-3 SAR pada 2023.

Masterplan INARSSAT (Sumber: LAPAN)
Tujuan pengembangan program satelit nasional ini adalah untuk memastikan ketersediaan citra satelit yang diperlukan, membangun industri luar angkasa nasional, menjadi ahli dalam bidang ini maupun aplikasinya dan turut berkontribusi pada rencana pengembangan ekonomi nasional Indonesia. Dalam rangka merealisasikan program satelit nasional ini Indonesia membentuk konsorsium nasional antar lembaga dan juga melakukan strategi kerjasama dengan berbagai fihak termasuk dengan Inggris.
Workshop ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kerjasama (MoU) antara pemerintah Indonesia dan Inggris yang ditandatangani pada Senin 27 Juli 2015 di Jakarta oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Inggris David Cameron khususnya kerjasama bidang maritim dan ruang angkasa sipil. Tiga tamu penting hadir pada acara tersebut, yakni Dr. Indroyono menteri Kemaritiman, Ibu Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan dan Amber Rudd Sekretaris Perubahan Iklim dan Energi Inggris. Panelis Lainnya yang turut menyampaikan materi adalah Chris Lee dari UK Space Agency, Dr. Achmad Purnomo dari Badan Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Stuart Martin CEO Catapult.
Filed under: Berita MAPIN | Tagged: INARSSAT, INDONESIA-UK, LAPAN | Leave a comment »